Pernahkah Anda bertanya-tanya, kenapa di atas kubah masjid ada bulan dan bintang? Kenapa masjid selalu identik dengan kubah? Apakah masjid harus memiliki kubah?
Pada artikel kali ini, kami akan menjelaskan seluk-beluk masjid dan segala simbol, dekorasi maupun bentuknya.
Awalnya umat Muslim tidak memiliki simbol tertentu, bahkan pada zaman Nabi Muhammad SAW, hanya mengibarkan bendera sederhana berwarna hitam, hijau, atau putih polos.
Kenapa di Atas Kubah Masjid Ada Bulan dan Bintang?
Sebenarnya, bulan dan bintang memiliki makna yang begitu religius sejak zaman pra Islam. Simbol ini digunakan oleh masyarakat Siberia dan di Asia Tengah untuk menyembah dewa matahari, bulan, langit, dan lain sebagainya.
Kekaisaran Bizantium meyakini bahwa penggunaan bulan dan bintang adalah sebuah simbol dari kebesaran mereka.
Setelah Turki Utsmani merebut ibukota Bizantium, Konstantinopel yang merupakan Sultan Muhammad II mengadopsi simbol bulan dan bintang menjadi bendera Turki Utsmani.
Sejarahnya, dalam kurun waktu ratusan tahun Kekaisaran Utsmani menguasai dunia Islam. Sehingga, masyarakat luas mengaitkan simbol bulan dan bintang dengan Agama Islam.
Padahal, simbol tersebut tidak disebutkan dalam kitab suci Al-Quran, bahkan Rasulullah SAW tidak pernah menggunakannya.
Tetapi, terlepas dari perdebatan itu, umat Muslim percaya bahwa bulan dan bintang merupakan salah satu tanda kebesaran Allah.
Allah SWT menciptakan benda langit (bulan dan bintang) untuk kemaslahatan umat manusia.
Mengutip surat Al-Baqarah ayat 189 yang artinya:
“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan. Katakanlah, “Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji. Dan bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari atasnya, tetapi kebajikan adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah dari pintunya dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”.
Sejarah dan Perkembangan Kubah Masjid
Sebagai tempat beribadah umat Muslim, sebuah masjid harus memperhatikan aspek kenyamanan dalam beribadah dan kesucian. Berbicara tentang masjid, tidak terlepas dari hal identik, yaitu kubah.
Sebenarnya, kubah Masjid tidak begitu dikenal pada zaman Rasulullah SAW. Begitu pula dengan keberadaan mihrab maupun menara.
Pada masa Rasulullah SAW, desain bangunan masjid cukup sederhana dengan bentuk segi empat disertai dinding sebagai pembatas di sekelilingnya. Bahkan, desain awal di Masjid Madinah dahulu kala belum mengenal adanya kubah sama sekali.
Pada bagian desainnya terdapat sebuah serambi yang menghadap langsung ke tempat terbuka. Lalu setelah Qubbat A-Sakhrah berdiri di Yerusalem, bangunan masjid mulai menggunakan kubah seperti yang sering ditemui saat ini.
Indonesia mulai mengenal atap masjid yang berbentuk kubah pada akhir abad ke-19. Sedangkan di Jawa, baru muncul sekitar abad ke-20. Kemudian, banyak masjid yang mengadopsi desain kubah pada atapnya.
Menanggapi keberadaan kubah masjid, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan suatu pernyataan penting. Wakil ketua MUI mengatakan bahwa Islam tidak mengatur masjid harus dibangun dengan seragam.
Bahkan, desain dari masjid dapat disesuaikan dengan tradisi maupun budaya di suatu daerah. Dengan demikian, cukup menjawab pertanyaan kenapa di atas kubah masjid ada bulan dan bintang.
Jika kita melihat di berbagai negara yang banyak dihuni umat Muslim, banyak ditemui masjid dengan desain yang lebih unik.
Bahkan, terdapat beberapa ornamen penghias lainnya di masjid, seperti menara. Itulah kenapa di atas kubah masjid ada bulan dan bintang.